Thursday, March 27, 2014
Lupa (Forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk
menyebutkan atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita
pelajari. Menurut Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa
sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami. Lupa adalah suatu fenomena umum, ia merupakan
suatu pengendalian biologis yang membantu kita memertahankan
keseimbangan dalam dunia yang dipenuhi oleh rangsangan sensor
(Mahmud,H.2005:139) Dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya
item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Muhibbinsyah (1999) dan Ngalim Pur-wanto (1995) sepakat bahwa lupa
bukanlah masalah yang sederhana dan berdiri sendiri. Mereka yakin ada
beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lupa terhadap sesuatu yang
telah dimiliki.
Lupa yang dialami seseorang dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Lupa dapat terjadi jika terjadi konflik-konflik antara item-item
informasi atau materi pelajar yang ada di sistem memori seseorang.
Gangguan – gangguan yang terjadi dalam memori seseorang ada 2 :
- Proactive Interference
Gangguan ini terjadi jika item-item atau materi pelaj aran yang lama telah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Dalam hal ini gangguan seperti ini terjadi jika seorang siswa mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam waktu yang relatif pendek.dalam keadaan demikian materi pelajaran yang baru sulit untuk diingat dan dengan sangat mudah untuk dilupakan. - Retroactive Interference
Gangguan ini terjadi jika materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanennya siswa tersebut.
Dalam hal ini materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali (siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama itu).
2. Lupa dapat terjadi ketika terjadi tekanan terhadap item yang
telah ada baik sengaja atau tidak. Penekanan ini terjadi karena beberapa
kemungkinan:
- Karena siswa kurang menyenangi item/materi yang ia terima sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidak sadaran.
- Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item. Informasi yang lama yang telah ada.
- Item informasi yang ada tertekan ke alam bawah sadar karena lama tidak digunakan.
3. Lupa dapat terjadi karena perbedaan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali item tersebut.
4. Lupa dapat terjadi karena adanya perubahan sikap dan minat siswa
terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi meskipun seorang
siswa telah mengikuti proses mengajar belajar dengan tekun dan serius,
tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi
sebaliknya (seperti karena ketidak senangan kepada guru) maka materi
pelajaran itu akan mudah terlupakan.
5. Menurut law of disuse (Hilgard dan Bower 1975), lupa dapat
terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi
yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah
sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
6. Cue-dependent forgetting adalah kegagalan dalam mengambil
kembali informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif
(Nairne, 2000).
7. Teori Interferensi adalah teori yang menyatakan bahwa kita lupa
bukan karena kira kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi
karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat
informasi yang kita inginkan.
8. Decay Theory adalah teori ini menyatakan bahwa berlalunya waktu bisa membuat orang menjadi lupa.
9. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang
siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan
alkohol dan gagar otak akan kehilangan ingatan atas item-item informasi
yang ada dalam memori permanennya.
Namun demikian, bukan berarti materi yang telah terlupakan itu
hilang di memori manusia namun terlalu lemah untuk dipanggil lagi atau
diingat kembali. Ini dapat dibuktikan jika seseorang telah lama tidak
mempelajari materi yang pernah dipelajari pada masa lalu itu, akan sulit
untuk memanggil materi itu, namun setelah orang tersebut mempelajarinya
kembali, akan dapat menguasai dan mengingat kembali materi itu dalam
waktu yang pendek.
Dari beberapa sumber
Share This :
comment 0 Comment
more_vert